Suster OSF Sibolga

Kongregasi Suster Fransiskanes Sibolga OSF


1.      Nama       : Kongregasi Suster Fransiskanes Sibolga OSF
Didirikan :Tahun 1848 di Ehingen, Keuskupan Rottenburg, Jerman  Selatan
Pendiri     : Maria  Anna  Bloching,  Maria  Anna  Braig,  Helene   Schwer, Veronika Moll dan Magdalena Moll.
Status Kongregasi: Keuskupan
Alamat Regio di Indonesia              : Regionalat OSF
                                                              Jl.Zainul Basri Hutagalung No.2
Sibuluan Indah - Pandan 22611
Sibolga -  Sumatera Utara
Telp. 0631-371854,  Fax. 0631- 371835
Email : osf_sibolga@telkom.net
       
2.     Sejarah Singkat
Setelah beberapa dekade kekacauan politik di Jerman, sebagai akibat Revolusi Perancis (1783) yang melanda hampir seluruh Eropa dan menghimpit perkembangan iman Gereja Katolik, melarang serta menutup biara-biara yang pada zaman sebelumnya bertumbuh dan berkembang subur, tidak seorangpun mengetahui kapan kekacauan politik itu akan berakhir. Pada masa Revolusi (di Jerman) tahun 1848 Allah yang berbelaskasih berkenan menabur benih  panggilan  dalam  diri 5 wanita muda  bersahaja yang tidak terpelajar dari daerah kota Ehingen (Jerman Selatan) yang terletak di pinggir sungai Donau, untuk melayani Allah dalam diri orang yang menderita.
Pada awalnya mereka tidak bermaksud membuka biara, melainkan merawat orang-orang sakit yang miskin dan terlantar dengan tetap tinggal di rumah orangtua masing-masing. Lama kelamaan muncul keinginan untuk membentuk suatu persaudaraan. Dengan merawat orang sakit di kota tanpa imbalan, mereka memperoleh kediaman bersama, sebuah tempat tinggal yang sangat sederhana. Tentu mereka telah mengenal dan mencintai St.Fransiskus, karena baru 20 tahun sebelumnya biara OFM di kota Ehingen dibubarkan. Kini tinggal gedung Biara yang dipakai sebagai rumah sakit, disampingnya ada  sebuah gereja ziarah  Bunda Maria. Walaupun Bapak Uskup mengusulkan agar para saudari memilih semangat St.Vinsensius, mereka tetap tertarik dengan semangat St.Fransiskus dan menerapkan Anggaran Dasar Ordo ke III. Pada tanggal 13 Desember 1854 diadakan penjubahan lima suster pertama di gereja St.Maria Ehingen. Dalam arsip Keuskupan Rottenburg ditemukan kesaksian sbb: „Hati para Suster yang berbelaskasih terpenuhi oleh semangat Fransiskus yang mereka junjung tinggi. Ketaatan mereka tulus, mutlak dan penuh sukacita. Cinta mereka kepada kemiskinan dapat diteladani. Mereka puas dengan makanan dan pakaian yang sederhana dan itu dibuktikan dengan penampilan yang riang gembira .... Dengan cinta dan perhatian penuh kerelaan untuk berkorban, mereka merawat orang sakit di rumah-rumah“. Tujuan utama dalam pelayanan para Suster yakni merawat orang-orang  sakit, lansia  dan cacat, serta mengasuh dan mendidik anak-anak.
Perkembangan jumlah anggota persaudaraan semakin pesat. Pada tahun 1875 jumlah para Suster sudah mencapai 125 orang dalam 22 komunitas, maka berbagai jalan ditempuh untuk mendapatkan sebuah gedung sebagai rumah induk. Melalui percobaan dan pengalaman pahit mencari lokasi rumah induk di berbagai kota, para suster diantar oleh Allah ke Reute, Jerman Selatan, tempat ziarah makam Beata Elisabeth, seorang biarawati Fransiskan yang sangat sederhana. Gedung yang selama 100 tahun ditinggalkan, dijadikan biara lagi. Kasih Beata Elisabeth kepada Kristus menyemangati para Suster sampai sekarang.

Awal Karya Misi di Indonesia
Pada Konsili Vatikan II para Uskup menghimbau agar para biarawan-biarawati dari Eropa rela  melibatkan diri dalam karya misi, supaya cinta kasih Kristus lebih dikenal. Pimpinan Umum OSF Reute berbicara dengan Uskup Gratian Grimm, Administrator Prefektur Apostolik Sibolga yang singgah di Reute saat menghadiri Konsili Vatikan II. Mereka memutuskan bersama untuk memulai karya pelayanan OSF Reute di Keuskupan Sibolga. Demikian terjadi sehingga lima Suster pertama diutus dan tiba pada tanggal 07 Oktober 1964 di Belawan, Medan. Mereka mau memberikan diri dalam pengabdian sosial/kesehatan di wilayah Prefektur Apostolik Sibolga. Belum ada rencana atau gambaran untuk membuka biara di kemudian hari, karena saat itu sudah ada empat pusat  Biara Fransiskanes di Sumatra Utara. Melalui perkenalan dengan berbagai Tarekat di Keuskupan Agung Medan, para Suster mulai mempelajari kebudayaan setempat serta bahasanya. Pada bulan Agustus 1965 mereka membuka karya Balai Pengobatan, Taman Kanak-Kanak, kerja tangan untuk  para putri di Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan yang penduduknya mayoritas Islam. Pada bulan Februari 1972 wilayah karya diperluas ke Pangaribuan Barus, Tapanuli Tengah, dan pada bulan April 1976  ke Tetehösi Idanö Gawo, Nias.
Pada bulan Oktober 1976 persaudaraan yang kecil memutuskan untuk menjadi Regio dan menerima saudari-saudari muda sebagai anggota biara;  selanjutnya pusat Regio ditetapkan di Padangsidimpuan. Pelayanan terus dikembangkan, pada tahun 1980 sampai sekarang ke Pulau Tello, Tumbajae/Manduamas, Pandan,  Sibolga, Gunung Sitoli, Mela dan  Pematangsiantar. Dengan tujuan meningkatkan wawasan dan mutu pelayanan para Suster, dibuka rumah studi di Yogyakarta tahun 1994. Selanjutnya tanggal 01 Juli 1999 dua orang suster menjadi misionaris ke Arari - Brasil, bagian Timur Laut untuk bekerja sama dengan para Suster dari Jerman. Perkembangan ke arah Indonesia Timur terjadi dengan membuka Komunitas di Nangaroro/Flores pada tahun 2004 dan thn. 2006 membuka komunitas di Medan untuk rumah transit dan studi para suster sambil menjejaki karya nantinya.

Visi : Berdasarkan semangat Injil dan St. Fransiskus kita memancarkan Belaskasih Allah dengan mengangkat dan memulihkan kecitraan Allah dalam diri manusia yang menderita sesuai dengan kebutuhan zaman serta membaharui diri terus menerus  dalam terang Injil.
Misi: Para Suster OSF terlibat dalam gerak keprihatinan Yesus Kristus untuk memulihkan martabat manusia sebagai citra Allah melalui karya-karya Tarekat.


Logo: Pohon Ketapang
                 
Kita melihat akarnya dalam diri Yesus dan dalam diri para pendiri kita. Batangnya adalah ketiga kaul yang diikrarkan secara publik, dan tiga unsur yang merupakan strukturnya, yaitu dimensi kontemplatif, hidup bersama dan hidup karya, daunnya melambangkan persaudaraan yang muda mulai berkembang.

3.       Karya-karya OSF Sibolga di Indonesia saat ini:
1)      Keuskupan Sibolga
·         Padangsidimpuan              : Balai Pengobatan, TK, Asrama Putri  dan PKK
·         Pandan                              : TK, SD, dan Asrama Putri
·         Sibolga                              : BP, Kantor Yayasan.
·         Mela                                  :  Mengurus  Rumah Retret
·         Pangaribuan                      : BP/RB, TK, mengasuh bayi yang kehilangan ibu.
·         Tumba Jae/Manduamas     : BP/RB,  Titipan Anak, TK,  Asrama Putri.
·         Idanö Gawo – Nias           : BP/RB, TK, PKK.
·         Gidö – Nias                       : Panti Asuhan, TK, mengasuh bayi yang kehilangan ibu.
·         Gunung Sitoli – Nias        : Asrama Putri, mengurus Rumah Retret.
·         Pulau Tello - Nias              : TK, Asrama Putri, BP.
2)      Keuskupan Agung Medan
Naga Huta – Pematangsiantar            : Mengurus Rumah Retret.
Medan                                     : Rumah studi untuk para Suster
3)      Keuskupan Agung Semarang
Yogyakarta                             : Rumah studi untuk para Suster
4)      Keuskupan Agung Ende     
Nangaroro Bajawa – Flores    : Pastoral, Asrama Putri, TK
4.       Karya OSF di Brasil
Keuskupan Arari                         : Pastoral Keluarga

Karisma:
Terpaut pada daya kasih pengosongan diri Allah, para Suster OSF Sibolga „Melayani Allah dalam diri orang yang menderita.“
Motto:
Membaktikan  diri secara total kepada Allah dalam pengabdian kepada manusia yang menderita.

 5.  Bidang-bidang Karya
  • Merawat orang sakit: (BP/RB)
  • Menyelenggarakan pendidikan formal  (TK dan SD).
  • Menyelenggarakan PKK, kursus menjahit.
  • Mengelola Asrama-Asrama Putri.
  • Mengelola Panti Asuhan
  • Merawat bayi yang ibunya.meninggal dunia
  • Mengelola Rumah Retret 
6.      Prospek ke masa depan:
Menanggapi panggilan Allah dengan meringankan penderitaan manusia lewat hidup dan merasul di tengah-tengah masyarakat.

7.      Spiritualitas Fransiskan dipupuk dan diwujudnyatakan dalam persaudaraan dan karya.
  • Semangat Fransiskus dijadikan visi-misi Yayasan yang dikelola tarekat OSF “Terciptanya suasana menyaudara bagi semua orang terutama bagi orang miskin dan menderita”
  • Melalui  karya-karya di pelosok-pelosok para Suster hidup di tengah-tengah masyarakat kecil
  • Bersama-sama mendalami dan menghayati Spiritualitas Fransiskan dalam lingkup persaudaraan Fransiskan.
  • Menitikberatkan makna misteri inkarnasi bagi setiap Saudari.
  • Memelihara  kelestarian alam
Terimakasih.....Pace e Bene





         
 














Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2017-2024. Suster OSF Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger | Posting