![]() |
Awal tahun 2018 Kongregasi mendapat kunjungan persaudaraan
dari Jerman, Mutter Maria Hanna, Bp. Superior Martin Sayer, Sr. Paulin Link,
Sr. Elisa dan Sr. Ingeborg yang pulang cuti dan berobat. Kunjungan perdana
Mutter Maria Hanna ke Indonesia untuk membantu para Suster menggali semangat
dan sejarah pendiri. Dalam kata pembukaan beliau mengungkapkan: “Melihat persaudaraan
di Indonesia yang semakin berkembang, saya senang dan menaruh harapan pada
kalian. Maka penting untuk sungguh-sungguh menanamkan spiritualitas Kongregasi
dengan berangkat dari semangat awal Para Pendiri”.
Pertemuan ini dilaksnakan di Biara OSF San Damiano Pandan dalam
dua gelombang yakni tanggal 20 s/d 21 Januari 2018 dan tanggal 24 s/d 25
Januari 2018. Narasumber pertemuan ini langsung difasilitasi oleh Sr. Paulin
Link, OSF, bersama Bapak Superior Martin Sayer. Sr.
Paulin menjelaskannya sangat bagus dan menarik, melalui beberapa metode dan
sarana, kadang penasaran...mau dibawa kemana kita ini. Membagi kelompok diskusi
pun pakai metode mencabut kertas yang sudah bertuliskan nama para rasul. Ada
penjelasan, diskusi, sharing dan pendalaman. Menarik, sekalipun prosesnya cukup
padat.
Untuk mengetahui Sejarah awal Tarekat, para Suster selama
ini hanya membaca dari kronik, kisahnya
sangat terbatas. Tetapi dalam pertemuan ini para suster seakan dibawa hadir ke Jerman pada tahun 1848... sampai saat
ini. Banyak pengalaman kelima pendiri, Sr. Margaretha Bloching yang saat itu menjadi Pemimpin pertama, baik
suka maupun duka. Namun karena tetap percaya pada kuasa dan kasih Yesus yang
diimani merupakan “Jalan, Kebenaran dan Hidup”, maka semua dapat dilalui dan
bahtera itu tetap bertahan mengarungi jaman hingga berlayar ke Indonesia dan
Brazil. Teladan dan semangat para
Kusdus, Santo Fransiskus dari Assisi, St. Elisabeth dari Hungaria dan Beata
Elisabeth dari Reute tetap dirasakan para suster dalam mengikuti Kristus yang
tersalib dan bangkit.
Para suster diajak untuk saling bergandengan tangan dalam
mewujudkan semangat kelima Para Pendiri dan kelima Suster Perintis ke Indonesia
tahun 1964. Seperti Yesus mengutus ke-tujuh puluh Murid dengan berbagai syarat
dan aturan, namun Dia memberikan kekuatan dan kuasa untuk menjalankan perutusan-Nya.
Demikian juga Para Suster diutus ke tengah dunia yang dilambangkan dengan
penerimaan lilin warna pelangi, diharapkan Para Suster yang memiliki berbagai
macam latar belakang dan kemampuan dan talenta akan membawa terang Kristus di
komunitas dan perutusan masing-masing. Pace
e Bene.
Sr.M.Dominika Nababan, OSF
Posting Komentar